Apakah Dunia Tanpa Nyamuk adalah Dunia yang Ideal? Atau Malah Dunia yang Makin Parah?

Nyamuk. Seekor binatang yang pasti sangat kamu benci. Apalagi ketika menguing-nguing di sekitar telinga. Rasanya pengen ngambil sirine ambulans dan meletakkannya di telinga nyamuk itu. Biar tau rasa.


Nyamuk juga dibenci karena menyebarkan banyak penyakit seperti demam berdarah dan malaria. Apalagi nyamuk jaman sekarang tampaknya udah berevolusi menjadi lebih besar, dan gigitannya pun udah mirip dengan gigitan ikan piranha. Ditambah dengan rasa gatal-gatal setelah digigit. Menyebalkan.


Karena itu, pasti tidak sedikit dari kamu yang menginginkan kepunahan nyamuk. Tapi, coba kamu baca dulu dampak apa saja yang akan terjadi jika nyamuk punah.

Dikutip dari Nature, dampak paling besar dari punahnya nyamuk akan terjadi di habitat tundra (padang es), kutub utara. Di tempat yang merupakan sarang terbesar bagi spesies nyamuk Aedes Impiger dan Aedes Nigripes , migrasi burung akan berkurang hingga 50 persen, karena berkurangnya salah satu makanan kesukaan para burung. 


Migrasi satwa yang lain juga akan terpengaruh, antara lain karibu atau sejenis rusa kutub. Ribuan karibu yang sebelumnya menghindari gigitan nyamuk akan menyerbu wilayah tundra, lalu diikuti para serigala yang merupakan predator utama para karibu.

Cukup aneh, ya. Karena kita menganggap nyamuk paling ganas justru ada di wilayah tropis. 

Spesies ikan pemakan nyamuk, Gambusia affinis juga terancam punah, jika nyamuk sudah tidak ada. Punahnya ikan ini sedikit banyak tentunya juga akan berdampak pada rantai makanan yang terjadi di perairan air tawar.


Terlebih lagi, larva atau jentik nyamuk turut memegang peran dalam penguraian sampah organik. Saat berada di genangan air, jentik-jentik tersebut mendapatkan nutrisi untuk tumbuh dari sisa-sisa tanaman yang membusuk.

Namun, banyak kalangan menilai, dampak yang terjadi di ekosistem tersebut, sebanding dengan tingkat kematian pada manusia akibat gigitan nyamuk. Malaria misalnya, tercatat menelan 247 juta korban jiwa di seluruh dunia setiap tahunnya.


Apalagi para pakar meyakini, berbagai jenis insektivora (pemakan serangga) tidak akan terlalu kesulitan beradaptasi untuk beralih memangsa serangga lain jika sudah tidak ada nyamuk. Sedangkan untuk penguraian sampah organik, peran jentik nyamuk bukan tak tergantikan karena masih banyak jenis pengurai yang lain.


Jadi, kamu ada di pihak yang mana, nih? Mendukung kepunaha nyamuk atau malah mendukung eksistensi nyamuk dan merelakan darahmu dihisap terus. 

Coba deh share artikel ini, supaya kamu juga tau gimana reaksi teman-teman kamu seandainya nyamuk punah.



Previous
Next Post »